Riba menurut pengertian
bahasa berarti tambahan, berkembang, meningkat, dan membesar. Dengan kata lain,
riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran atas pinjaman
pokok yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam sebagai imbalan karena
menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu
tertentu. Para fuqaha mendefinisikan bahwa riba adalah “tambahan yang diambil
oleh pemberi pinjaman dari orang yang meminjam sebagai konsekuensi dari waktu
peminjaman. Tambahan inilah yang oleh para
pemilik bank dinamai bunga. Padahal pada hakikatnya ia bukan merupakan
keuntungan, melainkan hanyalah bencana, kebinasaan dan malapetaka.
Riba adalah jual beli
yang mengandung unsur ribawi dalam waktu dan jumlah yang berbeda. Unsur riba
yang disebutkan oleh Nabi adalah emas dengan emas, perak dengan perak, gabah
dengan gabah, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam.
Dengan analogi yang sama, uang sama
dengan emas dan perak dalam pertukaran di abad modern. Oleh karena itu,
kontrak pertukaran antara pihak penanggung dengan pihak tertanggung mengandung
unsur ribawi, yaitu berupa ganti rugi yang melibatkan jumlah dan skala waktu
yang berbeda-beda.
Secara literal, riba bermakna tambahan. Akar kata riba
adalah rangkaian huruf ra’, ba’, dan huruf ‘illat
(Alif,wawu dan ya). Riba secara etimologis atau bahasa berarti ziyadah (tambahan). Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam
Q.S al-Nahl/16:92:
Ÿwur
(#qçRqä3s? ÓÉL©9$%x.
ôMŸÒs)tR $ygs9÷“xî
.`ÏB ω÷èt/ >o§qè% $ZW»x6Rr&
šcrä‹Ï‚Fs?
óOä3uZ»yJ÷ƒr&
KxyzyŠ öNä3oY÷t/ br&
šcqä3s?
îp¨Bé& }‘Ïd 4’n1ö‘r& ô`ÏB >p¨Bé& 4
$yJ¯RÎ)
ÞOà2qè=ö7tƒ
ª!$# ¾ÏmÎ/
4
¨ûsöÍh‹u;ã‹s9ur
ö/ä3s9 tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$#
$tB
óOçGYä.
ÏmŠÏù
tbqàÿÎ=tGøƒrB
ÇÒËÈ
“Dan janganlah kamu seperti seorang
perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi
cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu
di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari
golongan yang lain.
Sesungguhnya Allah hanya menguji
kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya
kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.”
Makna arba dalam
ayat di atas adalah lebih banyak dari jumlahnya. Dikatakan: arba fulan ‘ala fulan, artinya fulan melebihi fulan. Sehubungan dengan arti riba
dari segi bahasa tersebut ada beberapa ayat Al-Qur’an yang mempunyai arti
tambahan atau lebih. Lihat Q.S al-hajj/22: 5,
(rabat) mempunyai arti bertambahnya
‘kesuburan’ atas tanah. Dalam Q.S. al-Ra’d/13:17,
(rabiyah) Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang keras”, yaitu
bertambahnya derita yang tidak dikehendaki.
Adapun riba secara terminologis atau istilah adalah tambahan
sesuatu yang dikhususkan atau berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
atau modal secara batil, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam
secara batil, atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam. Maksudnya
adalah tambahan pada modal pokok. Allah swt berfirman dalam Q.S.
al-Baqarah/2:279:
bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? (#qçRsŒù'sù 5>öysÎ/ z`ÏiB «!$# ¾Ï&Î!qß™u‘ur ( bÎ)ur óOçFö6è? öNà6n=sù â¨râäâ‘ öNà6Ï9ºuqøBr& Ÿw šcqßJÎ=ôàs? Ÿwur šcqßJn=ôàè? ÇËÐÒÈ
“Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”.
Setiap kata dalam
bahasa Arab memiliki makna bahasa (lughawi).
Jika kata itu dimaknai secara syara’
maka disebut makna syar’i atau juga
disebut dengan makna istilahi. Contoh
kata-kata dalam bahasa Arab adalah “shiyam
dan sholat” serta kata “riba”.
Shiyam secara bahasa diartikan “menahan”. Dalam istilah syar’i dimaknai “’menahan diri dari makan dan minum sejak terbit
fajar shadiq hingga terbenam matahari
disertai dengan niat puasa.
0 comments:
Post a Comment
Komen yang tidak sesuai akan dihapus